Kamis, 07 Juni 2012

JENIS-JENIS PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 
Penelitian Ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran.
Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau pengetahuan ilmiah, Penelitian ilmiah yang selanjutnya disebut penelitian atau riset (research) memiliki ciri sistematis, logis, dan empiris. Sistematis artinya memiliki metode yang bersistem yakni memiliki tata cara dan tata urutan serta bentuk kegiatan yang jelas dan runtut. Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat diterima akal. Empiris artinya berdasarkan realitas atau kenyataan. Jadi penelitian adalah proses yang sistematis, logis, dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. Sumbangan penelitian kepada ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dari suatu penelitian akan dihasilkan fakta-fakta empiris, pengujian kebenaran konsep, beberapa proposisi dan beberapa teori.
Penelitian memiliki maksud untuk menjadi lantaran bagi jalan kita dalam membuat suatu rancangan dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami jikalau kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau hal itu. Penelitian memiliki bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan. Semoga ini dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bentuk penelitian eksperimen?
2.      Apa yang dimaksud dengan penelitian Ex Post Facto (EPF)
3.      Bagaimana bentuk penelitian tindakan?


BAB II
JENIS-JENIS PENELITIAN

Multidimensional persoalan yang dihadapi bangsa ini, baik dibidang pendidikan maupun sosial membutuhkan pengkajian dan penafsiran yang akurat untuk mendapatkan solusi yang kongkrit. Merujuk pada kondisi yang fenomenal ini maka dalam mengetahui factor penyebabnya mesti mengadakan penelitian, yang juga menetapkan jenis penelitian yang sesuai dengan persoalan itu. Secara umum penelitian dapat dibagi tiga macam, yaitu menurut penggunaannya, menurut metodenya dan menurut sifat dan permasalahnnya. Akan tetapi pada kesempatan ini kita batasi untuk membahas integral dari ketiga penelitian di atas, yaitu:
A.     Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya dua kelompok yang berperan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Penelitian eksperimen memiliki ciri khusus yaitu:
1.      Pemberian perlakuan kepada subyek penelitian
2.      Pengematan terhadap gejala yang muncul terhadap variabel respon sebagai akibat pemberian perlakuan
3.      Pengendalian variabel lain yang bersama variabel perlakuan ikut berpengaruh terhadap hasil yang maksimal perlu mengadakan perencanaan dalam penelitian eksperimen, yang meliputi:
a.       Masalah penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti harus mengetahui tentang masalah yang dihadapi lengkap dengan latar belakang serta factor dan lain-lain yang merupakan penyebab dari masalah tersebut secara runut dan tuntas.
b.      Variabel penelitian
Ada beberapa variabel yang berkedudukan sebagai variabel bebas yang berfungsi sebagai penyebab, yaitu variabel perlakuan, variablel moderator, variabel terkendali, dan variabel acak.

Sedangkan variabel respon berfungsi sebagai akibat:
1.      Variabel perlakuan
2.      Variabel moderator
3.      Variabel terkendali
4.      Variabel acak
c.       Penetapan sampel
Untuk memperoleh kecermatan yang tinggi, hemat biaya, waktu dan tenaga, serta membatasi akibat-akibat buruk yang mungkin ditimbulkan dalam sebuah penelitian maka sampel harus ditetapkan secara tetap dan benar. Dan salah satu tahap samping yang baik pada penelitian eksperimen adalah teknik acak atau random.
d.      Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan harus dilakukan dengan deskripsi perlakuan yang telah dirumuskan dengan baik berdasarkan teori yang diikutinya dan hendaknya telah diperhitungkan berapa kali dan berapa lama perlakuan seharusnya diberikan agar kelompokmengalami perubahan yang berarti.
                       
1.      Rancangan Eksperimen
      Rancangan eksperimen dilakukan berorientasi kepada masalah penelitian atau hipotesis penelitian.
Ada tiga kelompok besar dalam jenis penelitian eksperimen, yaitu:
a.       Pra Eksperimen
Desain eksperimen yang termasuk kelompok ini adalah:
·   The one shot case study
Digunakan satu kelompok yang diberi perlakuan setelah dianggap cukup diadakan tes. Jika hasil tes itu baik, perlakuan yang diberikan berhasil.
         X               
                             T                                              T    =    Tes atau Pengukuran
                                            X    =    Variabel PerlawanaN
·   The one group pra test post test design
Untuk mendapatkan kesimpulan tentang keberhasilan perlakuan ini dilakukan dengan membandingkan hasil awal (pretest = T1) dengan hasil test akhir (posttest = T 2), jika akhir lebih baik (T2 > T1) berarti berhasil

                     X
T1                                 T2
 
             
            Namun demikian kedua rancangan diatas masih memiliki kelemahan-kelemahan yang cukup mengganggu eksperimen bersangkutan dengan:
*      Historis, gangguan yang datang dari luar atau dari dalam selama berlangsungnya eksperimen.
*      Kematangan, perubahan berupa peningkatan kemampuan subyek penelitian
*      Testing, perlakuan test awalmenimbulkan persepsi baru yang sangat berguna untuk menghadapi tes akhir.
*      Instrumentasi, penggunaan tes instrument dapat menyebabkan ketidakvalidan eksperimen karena reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakan turut berpengaruh.
*      Regresi, perlakuan hasil pengukuran suatu kelompok yang menggunakan rataan.
*      Seleksi, jika pengambilan keputusan sample tepat dan benar, maka seleksi sebagai factor yang ikut menyebabkan terjadinya ketidakvalidan eksperimen tidak ada lagi.
*      Mortalitas, jika eksperimen memakan waktu lama maka kemungkinana penyusustan anggota kelompok sampai cukup besar.


b.      Ekperimen Semu
Rarancangan dengan menggunakan kelompok pembanding dengan tujuan agar penetapan hasil perlakuan yang diberikan kepada kelompok sampai dapat lebih tegas, hasil diketahui dengan membandingkan hasil tes kelompok (T1 a) dengan hasil tes kelompok pembanding (T1 b).
c.       Eksperimen sungguhan (True experiment design)
*      The pretest – posttest control group design
*      The Solomon pour group design
*      The posttest only control group design

B.     Penelitian Ex Post Facto (EPF)
Ex Post Facto (EPF) berarti “fakta yang telah terjadi”. Sehingga penelitian
      Ex Post Facto (EPF) termasuk jenis penelitian survey yang mengungkap variabel yang faktanya sudah berlangsung. Fakta tentang variabel, variabelnya telah muncul dan terjadi sedemikian adanya sebelum penelitian dilaksanakan. Variabel seperti ini disebut variabel Ex Post Facto (EPF). Dengan demikian penelitian hanya dapat mengamati kembali terhadap fakta yang memang telah demikian adanya.
      Beberapa keterbatasan penelitian Ex post Facto (EPF)
1.      Dalam penelitian Ex Post Facto (EPF) tidak dapat dilakukan pengendalian atau intervensi terhadap variabel bebas.
2.      Sejalan dengan keterbatasan diatas Ex Post Facto (EPF) tidak dapat dilakukan manipulasi variabel bebas
3.      Ekomendasi dalam penetapan subyek penelitian tidak di;lakukan dengan mengikuti pengkategorian pada variabel bebas.

Penelitian Ex Post Facto (EPF) dikategorikan sebagai penelitian yang berfungsi menerangkan atau eksplansi sekalipun dalam prosesnya peneliti dapat mengangkat hipotesis dan melakukan pengujian hipotesis tersebut.
      Rancangan penelitian Ex Post Facto (EPF)
a.       Penelitian yang berangkat dari kenyataan atau fenomena yang menunjukkan adanya perbedaan subyek tertentu, kemudian melakukan pengujian hipotesis yang berhubungan dengan akibat adanya perbedaan tersebut.
b.      Penelitian yang berangkat dari hasil pengamatan fenomena yang terjadi adanya perbedaan subyek, kemudian diteliti untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin atas terjadinya fenomena tersebut. Sehingga fenomena diangkat sebagai akibat (variabel tergantung) dan penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk menetapkan penyebabnya (variabel bebas). Apabila variabel bebas lebih dari dua kelompok analisis didalamnya dilakukan dengan menggunakan teknik analisis variabelnya akan tetapi pengontrolan terhadap adanya campur tangan  variabel lain maka analisisnya menggunakan teknik analisis konvensasi.
Langkah penelitian Ex Post Facto (EPF)
1.      Merumuskan masalah penelitian
2.      Menyeleksi kelompok penyebab
3.      Menyeleksi kelompok akibat
4.      Pengumpulan data
5.      Analisis data

C.      Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan dilaksanakan dalam situasi nyata (real) dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kelembagaan kelompok atau program tertentu dalam rangka mengembangkan keterampilan baru bersifat praktis. Kaitan dengan pendidikan, Mills (2006;6) mengatakan bahwa action research adalah setiap inkuiri yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, pembimbing atau pihak-pihak lain yang terlibat dalam situasi pembelajaran untuk mengumpulkan informasi tentang cara-cara khusus yang mereka lakukan dengan tujuan meningkatkan pemahaman mengembangkan praktek reflektif yang berdampak positif bagi lingkungan pendidikan. Dan telah dikhususkan pada tindakan kelas (classroom action research).
Langkah-langkah penelitian tindakan:
1.      Identifikasi masalah dan focus penelitian
2.      Pengumpulan data
3.      Analisis dan interpetasi data
4.      Kegiatan/pengembangan rencana kegiatan (action)

Kekhususan penelitian tindakan
1.      Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis
2.      Penelitian didasarkan pada pengamatan actual dan data tingkah laku
3.      Dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk pemabaharuan inovasi.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Secara umum penelitian dapat dibagi tiga macam, yaitu menurut penggunaannya, menurut metodenya dan menurut sifat dan permasalahnnya.  integral dari ketiga penelitian di atas, yaitu:
Penelitian eksperimen, dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya dua kelompok yang berperan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Penelitian eksperimen memiliki ciri khusus yaitu:
1.      Pemberian perlakuan kepada subyek penelitian
2.      Pengematan terhadap gejala yang muncul terhadap variabel respon sebagai akibat pemberian perlakuan
3.      Pengendalian variabel lain yang bersama variabel perlakuan ikut berpengaruh terhadap hasil yang maksimal perlu mengadakan perencanaan dalam penelitian eksperimen,
Penelitian Ex Post Facto (EPF) dikategorikan sebagai penelitian yang berfungsi menerangkan atau eksplansi sekalipun dalam prosesnya peneliti dapat mengangkat hipotesis dan melakukan pengujian hipotesis .
Ex Post Facto (EPF) berarti “fakta yang telah terjadi”. Fakta tentang variabel, variabelnya telah muncul dan terjadi sedemikian adanya sebelum penelitian dilaksanakan. Variabel seperti ini disebut variabel Ex Post Facto (EPF). Dengan demikian penelitian hanya dapat mengamati kembali terhadap fakta yang memang telah demikian adanya.
Penelitian tindakan dilaksanakan dalam situasi nyata (real) dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kelembagaan kelompok atau program tertentu dalam rangka mengembangkan keterampilan baru bersifat praktis.


Daftar Pustaka
Arikunto, Dr. Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
 Sitorus, J.1990. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Subiyono. 1994. Metode Penelitian Administra., Bandung: Afabeta.




KURIKULUM IPA SEKOLAH DASAR


BAB I
PENDAHULUAN
Dari masa ke masa kurikulum yang terdapat di setiap negera berubah yang ini menurut sebagian pakar disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang berkembang dan disamping itu kondisi dan tuntutan zaman pun berubah. Untuk menyesuaikan dengan zaman, kurikulumpun mengalami perkembangan. Perkembangan itupun terjadi pada kurikulum di Negara Indonesia.
Sebagai sebuah Negara yang memiliki tujuan berdiri, kurikulum ini dirasa sangat penting untuk kemudian mengiringi kemajuan Negara. Karenanya, perkembangan kurikulum ini dianggap menjadi penentu masa depan anak bangsa. Sebaga bangsa yang pernah di jajah, sedikit tidak Negara ini akan terengaruh oleh kurikulum pendidikan dari Negara yang dulu pernah menjajah Indonesia.  Penting untuk kemudian dikaji untuk mengetahui bahwa Negara kita saat ini kurikulumnya masih berkaitan dengan kepentingan penjajah dulu. Setidaknya, ketika fisik penjajah itu pergi, mereka sejatinya teta ada melalui kurkulum yang yang diturunkan pada Negara bekas jajahan.
Menurut KBK, pendidikan sains (IPA) secara eksplisit berupa mata pelajaran mulai diajarkan pada jenjang kelas tinggi. Sedangkan dikelas rendah mata pelajaran IPA diintegrasikan bersama mata pelajaran lain, terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia melalui model pembelajaran tematis. Dalam KTSP ditegaskan  sains (IPA) sebagai cara mencari tahu tentang alam secara sistemtis dan bukan hanya kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mepelajari diri sendiri dan alam sekitarnya.  












BAB II
PEMBAHASAN
KURIKULUM IPA SEKOLAH DASAR
A.     PENGERTIAN KURIKULUM
Istilah “kurikulum” berasal dari bahasa Latin, yaitu curriculum, awalya mempunyai pengertian a running course dan dalam bahasa Prancis yakni courier berarti to run = berlari. Istilah ini kemudian akan digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (couses) yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan, yang dikenal dengan ijazah.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi yang cukup dipandang sebagai definisi yang popular yang pantas tampaknya untuk ditelaah.
Ralp Tiler (1949); semua pelajaran-pelajaran siswa yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
E. Eisner(1979); kurikulum adalah pengalaman yang ditawarkan kepada siswa dibawah petunjuk dan bimbingan sekolah.
G. Saylor, W. Alexander & A. J . Lewis (1981); kurikulum adalah suatu rencana untuk memberikan sejumlah kesempatan-kesempatan belajar pada orang lain untuk dididik.
M. Skilbeck (1984); kurikulum adalah pengalaman-pengalaman siswa yang diekpresikan dan diantisipasikan dalam cita-cita dan tujuan-tujuan rencana-rencana dan desain-desain untuk belajar dan implementasi dari rencana dan desain-desain tersebut di llingkungan sekolah.
A. Glatthorn (1987); kurikulum ialah rencana-rencana yang dibuat untuk membimbing kegiatan belajar di sekolah yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum dan aktualisasi dari rencana-rencana itu dikelas, sebagai penglaman siswa, yang telah dicatat dan ditulis oleh seorang ahli, pengalaman-pengalaman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang juga memepengaruhi apa yang dipelajari.
J. Wiles dan J. Bondi (1989); kurikulum ialah cita-cita atau seperangkat nilai-nilai, yang digerakkan melalui suatu pengembangan proses kulminasi dalam pengalaman-pengalaman tersebut di kelas untuk siswa-siswa. Tingkat terhadap pengalaman-pengalaman tersebut merupakan suatu representasi yang benar terhadap cita-cita yang diimpikan ialahsuatu fungsi langsung dari pada efektivitas dari usaha-usaha pengembangan kurikulum.
Definisi kurikulum yang dikemukakan diatas memang menunjukkan adanya perbedaan ahli tentang kurikulum, namun definisi yang popular saat ini ialah yang menyatakan, bahawa kurikulum adalah segala pengalaman anak disekolah di bawah bimbingan sekolah.
Kurikulum juga tidak hanya meliputi kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah bimbingan sekolah, selain aktivitas kurikulum yang bersifat formal juga aktivitas yang bersifat non formal (Nasution, 1989). Di samping kurikulum formal dan non formal terdapat kurikulum tersembunyi. Kurikkulum ini merupakan aturan-aturan tak tertulis di kalangan siswa.



B.     PERJALANAN KURIKULUM NASIONAL INDONESIA
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Semua kurikulum dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
1.      Kurikulum 1968 dan sebelumnya
Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi oleh system pendidikan colonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti system pendidikan colonial Belanda.
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu system pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus cirri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Usai tahun 1952, menjelas tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sisrtem kurikulm di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi cirri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akdemik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program  Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistic, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukuannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan Keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
2.      Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut:
·         Berorientasi tujuan
·         Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integrative.
·         Menekankan kepada efisiensi dan aktivitas dalam hal daya dan waktu.
·         Mengembangkan pendekatan system instruksional yang dikenal dengan prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
·         Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (ransang-jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerana itu pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian 1975 oleh kurikulum 1984.
3.      Kurikulum 1984
Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut:
·         Terdapat beberapa unsure GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah
·         Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studidengan kemampuan anak didik
·         Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelakasaannya di sekolah.
·         Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hamper setiap jenjang.
·         Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar Sekolah.
·         Pengadaan program studi baru (seperti di SMA)untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap kurikulum  1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Berorientasi pada tujuan instruksional.
·         Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
·         Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral.
·         Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
·         Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.
·         Menggunakan pendekatan Keterampilan proses.
4.      Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang System Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada system pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari system semester ke system caturwulan. Dengan system caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat member kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat cirri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut:
·         Pembagian tahapan pelajaran di sekolahdengan istem caturwulan
·         Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
·         Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu memberlakukan satu system kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
·         Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan social.
·         Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pkok bahasan dan perkembangan berfikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan Keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
·         Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
·         Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecendrungan kepada pendekatan pengusaan materi. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakna kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
·         Penyempurnaan kurikulum secara terus-menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
·         Penyempurnaan kurikulum dilakukan utnuk mendapakan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
·         Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substransi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
·         Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan saran/prasaarana termasuk buku pelajaran.
5.      Kurikulum KBK
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut:
*      Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.
*      Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten.
*      Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.
*      Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sunber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
*      Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belejar yang bermakana.
*      Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhan.
Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu:
*      Pemilihan kompetensi yang sesuai.
*      Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi.
*      Pengembangan system pembelajaran.

6.     Kurikulum Berbasis kompetensi – Versi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
      Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan disetiap satuan pendidikan.
        Secara subtansial, pemberlakuan KTSP lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
*      Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
*      Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
*      Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
*      Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif.
*      Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

C. KURIKULUM 2006: KTSP
Kurikulum 2006 atau lebih dikenal sebagai KTSP mulai diberlakukan sejak tahun 2006/2007. Pada kurikulum ini, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Acuan dasar implementasi kurikulum ini adalah UU No. 20 Tahun 2003. Pada UU tersebut telah diatur bahwa dasar pendidikan nasional yakni Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah: berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah pertama dan  madrasah tsanawiyah atau bentuk lain yang sederajat.
Muatan wajib pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah adalah meliputi bidang kajian:
1.       Pendidikan Agama
2.       Pendidikan Kewarganegaraan
3.       Bahasa
4.       Matematika
5.       Ilmu Pengetahuan Alam
6.       Ilmu Pengetahuan Sosial
7.       Seni dan Budaya
8.       Pendidikan Jasmani dan Olahraga
9.       Keterampilan/Kejuruan
10.   Muatan Lokal.
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
a.       Kurikulum SD/MI memuat delapan mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.
b.       Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c.       Pembelajaran pada Kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
d.       Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
e.       Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
f.        Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

D. STANDAR ISI MATA PELAJARAN IPA SD
    Khusus mata pelajaran IPA di SD, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Kelompok mata pelajaran ini pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap tahun pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
1.      Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA SD
Di dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 telah ditetapkan, bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a.       Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b.          Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.          Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d.          Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e.          Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f.           Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g.          Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
1.          Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2.          Benda /materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
3.          Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
4.          Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

2.     Urutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA SD
Kelas I, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1.     Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya.
1.1  Mengenal bagian-bagian tubuh dan  kegunaannya serta cara perawatannya.
1.2  Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat ( makanan, air, pakaian, udara, lingkungan sehat)
1.3  Membiasakan hidup sehat
2.     Mengenal cara memmelihara lingkungan agar tetap sehat.
2.1  Mengenal cara menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2.2  Membedakan lingkungan sehat dengan lingkungan tidak sehat
2.3  Menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan dan lingkungan sekitar.
Benda dan Sifat
3.     Mengenal berbagai sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda.
3.1  Mengidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar  berdasarkan cirinya melalui pengamatan.
3.2  Mengenal benda yang dapat diubah bentuknya
3.3  Mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar

Kelas  I, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya
4. Mengenal berbagai bentuk energy dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

4.1 Membedakan gerak benda yang mudah bergerak dengan yang sulit bergerak melalui percobaan
4.2  Mengendentifikasi penyebab benda bergerak ( batere, per/pegas, dorongan tangan, dan magnet)
5. Mengenal berbagai benda langit dan peristiwa alam ( cuaca dan musim) serta pengaruhnya terhadap kegiatan manusia.

5.1 Mengenal berbagai benda langit melalui pengamatan
5.2  Mengenal keadaan cuaca di sekitar kita.
5.3 Membedakan pengaruh musim kemarau dengan musim hujan terhadap kegiatan manusia.





Kelas II, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1.     Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup makhluk hidup
1.1 Mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan di sekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan.
1.2 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada pertumbuhan hewan (dalam ukuran) dan tumbuhan (dari biji menjadi tanaman).
1.3  Mengidentifikasi berbagai tempat hidup makhluk hidup (air, tanah, dan tempat lainnya)
1.4  Mengidentifikasi makhluk hidup yang menguntungkan dan membahayakan.
Benda dan Sifatnya
2. mengenal berbagai bentuk benda dan kegunaannya serta perubahan wujud yang dapat dialaminya.
2.1 Mengidentifikasi cirri-ciri benda padat dan cair yang ada di lingkungan sekitar.
2.2. menunjukkan perubahan bentuk dan wujud benda ( plastisin / tanah liat/adonan tepung) akibat dari kondisi tertentu.
2.3 Mengidentifikasi benda-benda yang dikenal dan kegunaanya melalui pengamatan

Kelas II, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya
3. Mengenal berbagai sumber energy yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
3.1 Mengidentifikasi sumber-sumber energy (panas, listrik, cahaya, dan bunyi) yang ada di lingkungan sekitar.
3.2  Mengidentifkasi jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya.

Bumi dan Alam Semesta
4. Memahami peristiwa alam dan pengaruh matahari dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Mengidentifikasi kenampakan matahari   
      pada pagi, siang dan sore hari.
4.2 Medeskrpsikan kegunaan pans dan cahaya
      matahari dalam kehidupan sehari-hari

Kelas III, Semeter 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1.       Memahami cirri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.
1.1 Mengidentifikasi ciri-cri dan kebutuhan    makhluk hidup.
1.2 Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana.
1.3 Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan   perkembangan (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olahraga.
2.       Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.
2.1 Membedakan cirri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan.
2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
2.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar.

Kelas III, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya
4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi.
4.1.     Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
4.2.     Mendekskrpsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari.
4.3.     Mengidentifikasikan sumber energi dan kegunaanya.
5.   Menerapkan konsep energi gerak.
5.1.     Membuat kincir angin unatuk menunjukkan bentuk energi angin dapat diubah menjadi energy gerak.
5.2.     Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari.
Bumi dan Alam Semesta
6.  Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.
6.1.     Mendeksripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar.
6.2.     Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca.
6.3.     Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia.
6.4.     Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar.
Kelas IV, Semester  1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Makhluk hidup dan Proses Kehidupan
1. Memahami hubungan antar struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya.
1.1.     Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
1.2.     Menerapkan cara memelihara kesehatan  kerangka tubuh.
1.3.     Mendeskripsikan hubngan antara strktur panca indera dengan fungsinya.
1.4.     Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera.
2.  Memahami hubungan antara strktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
1.1. Menjelaskan hubungan antara struktur  akar tumbuhan dengan fungsinya.
1.2.     Menjelaskan hbungan antara struktur batang tumuhan dengan fungsinya.
1.3.     Menjelaskan hubungan antara daun tumbuhan dengan fungsinya.
1.4.     Menjelaskan hubungan antara bunga dengan fungsinya.

3.       Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya
3.1.     Mengidentifikasi jenis makanan hewan
3.2.     Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
4.       Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup
4.1.     Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing
5.       Memahami hubungan sesame makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan linkungannya
5.1.     Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan ”makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan)
Benda dan sifatnya
6.       Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya
6.1.     Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu
6.2.     Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair
Padat àcair;  cair àgas à cair; padat àgas
6.3.     Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaanya.

Kelas IV, Semester 2
Standar Komptensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya
7.       Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda
7.1.        Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda
7.2.        Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda
8.       Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari
8.1.        Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya
8.2.        Menjelaskan berbagai energy alternative dan cara penggunaanya
8.3.        Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energy gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat/kertas/perasut
8.4.        Menjelaskan perubahan energy bunyi melalui penggunaan alat musik
Bumi dan Alam Semesta
9.       Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit
9.1.        Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi
9.2.        Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari
10.    Memahami perubahan linkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan
10.1.      Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik ( angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut)
10.2.    Menjelaskan pengaruh perubahan linkungan fisik  terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
11.    Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
11.1.     Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
11.2.     Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan
11.3.     Menjelaskan dampak pengamblan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan

Kelas V, Semester  1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1.       Mengidentifikasikan fungsi organ tubuh manusia dan hewan
1.1.     Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
1.2.     Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan hewan, misalnya ikan dan cacing tanah
1.3.     Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungan dengan makanan dan kesehatan
1.4.     Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia
1.5.     Mengidentikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia
2.       Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan
2.1.     Mengidentikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan
2.2.     Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan
3.       Mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
3.1.     Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
3.2.     Mengidentifikasi penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
Benda dan Sifatnya
4.       Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunanya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
4.1.     Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas
4.2.     Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap

Kelas V, Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Energi dan Perubahannya
5.       Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy, serta fungsinya
5.1.     Mendekripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energy melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2.     Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
6.       Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
6.1.     Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.2.     Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya
Bumi dan Alam Semesta
7.       Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.1.     Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2.     Mengidentifikasikan jenis-jenis tanah
7.3.     Mendeskripsikan struktur bumi
7.4.     Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya
7.5.     Mendeskripsikan perlunya penghematan air
7.6.     Mengidentifikasikan peistiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya
7.7.     Mengidentifikasikan beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb)