Kamis, 07 Juni 2012

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saat ini pemerintah sedang menerapkan beberapa usaha untuk meningkatkan mutu guru di Indonesia dengan kompetensi, kualifikasi dan sertifikasi. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu guru tersebut yaitu seorang guru harus mengetahui keterampilan-keterampilan apa saja yang harus dimiliki seorang guru agar tujuan proses belajar mengajar dapat dicapai.
2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah keterampilan dasar melakukan variasi ini adalah untuk memperlancar proses belajar mengajar agar dalam proses belajar mengajar tersebut tidak terjadi kebosanan karena suasana pembelajaran yang monoton dan tidak menyenangkan.
3. Ruang Lingkup
Kerampilan dasar melakukan variasi ini oleh penulis diterapkan kepada para calon tenaga pengajar yang merupakan sebuah tuntutan agar seorang guru harus mengetahui dan memiliki keterampilan-keterampilan dasar yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.






BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
A.  PENGERTIAN VARIASI
            Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasai dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberi kesan yang unik. Misalnya dua model baju yang sama tetapi berbeda hiasannya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut.
           Para ahli berpendapat salah satunya yaitu Montessori bahwa anak memiliki masa peka terhadap stimulus yang diterima melalui panca indranya. Dengan demikian panca indra yang dimiliki anak merupakan pintu untuk masuknya informasi semakin banyak dan bervariasi informasi yang ditangkap  melalui panca indra yang dimilikinya, maka akan semakin banyak dan beragam pula informasi yang diperolehnya.
              Variasi stimulus adalah dengan keragaman stimulus yang diberikan, sehingga memungkinkan siswa dapat merespon melalui alat indera yang dimilikinya. Melalui perbedaan stimulus yang bervariasi selain akan memperkaya informasi yang diperoleh siswa, juga akan menjadikan proses pembelajaran dapat berjalan secara dinamis dan tidak membosankan.
            Adapun keterampilan memberi variasi yang dijelaskan dalam buku karangan Kunandar,yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan semangat).
            Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian variasi gaya mengajar, yaitu sebagai berikut :
a.       Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
b.      Menurut Abu Ahmadi gaya belajar, adalah tingkah laku sikap, dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran
c.       Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
d.      Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar dimuka kelas.
            Dari definisi pendapat para ahli tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.

 B.  TUJUAN DAN MANFAAT VARIAS
a.       Meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevansi proses belajar mengajar;
b.      Memberi kesempatan berfungsinya  motivasi dan rasa ingin tahu    melalui eksplorasi dan penyelidikan terhadap situasi yang baru.
c.       Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah melalui penyajian gaya mengajar yang semangat dan antusias, sehingga meningkatkan iklim belajar siswa.
d.       Memberi pilihan dan fasilitas dalam belajar individual.
Sedangkan tujuan Melalui variasi stimulus dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1.  Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar  perhatian siswa terhadap materi pelajaran merupakan masalah  yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2.     Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa
3.    Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang bersifat rutinitas
4.    Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan pertama yang sangat penting karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
5.    Memiliki kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang mendukung tugasnya dalam mengajar terutama keterampilan bervariasi.
6.    Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap  hal-hal yang baru.
7.     Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang kurang senang terhadap dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat dengan guru.
8.    Meningkatkan kadar CBSA
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru. Rasulullah SAW. menerapkan pengajaran yang sangat memperhatikan perkembangan siswa (sahabat)nya, agar mereka tidak merasa jemu dalam belajar, tersirat dalam hadits : Artinya : Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata : Nabi SAW. berselang-seling dalam memberikan pelajaran agar terhindar dari kebosanan. (H.R. Bukhari).
Jika dilihat dari hadits diatas, variasi gaya mengajar sudah ada sejak zaman Nabi SAW. sedangkan manfaat dari variasi tersebut menurut Uzer Usman adalah :
1)   Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
2)   Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3)   Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4)   Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
            Manfaat variasi gaya mengajar menurut para ahli :
1.    Menurut JJ Hasibuan.
a.     Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar.
b.    Meningkatkan kemungkinan  berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi.
c.    Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
d.    Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar
e.    Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam berbagai tingkat kognitif.

C.  PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN VARIASI

1.     Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
2.    Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
3.     Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi penggunaan variasi ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena variasi ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Umpan balik ini ada dua yaitu :
a.     Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa, dan
b.    Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.        
Dalam menerapkan variasi pembelajaran bukan hanya beraneka ragamnya jenis-jenis stimulus pembelajaran yang dikembangkan, melainkan ditentukan pula oleh faktor kualitasnya. Oleh karena itu agar penerapan variasi bisa mencapai sasaran pembelaran secara efektif, maka beberapa prinsip berikut ini harus menjadi pertimbangan, yaitu :
a.    Bertujuan
      Variasi stimulus yang dikembangkan dalam pembelajran harus memiliki tujuan yang terarah dan jelas. Tujuan variasi harus sejalan dan diarahkan untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu variasi stimulus juga harus memperhatikan kesesuaianya dengan sifatt materi, karakteristik siswa berikut latar belakang sosial budayanya, dan faktor kemampuan guru untuk melaksanakannya.
b.      Fleksibel
      Variasi stimulus yang dikembangkan harus bersifat luwes dan baku (tidak dinamis). Sehingga setiap jenis variasi yang diterapkan memungkinkan dapat diubah disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tuntuttan yang terjadi secara spontan pada saat tejadinya pembelajaran tanpa harus mengganggu keutuhan prose pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
c.       Kelancaran dan berkesinambungan
      Setiap variasi yang dikembangkan dalam pembelajaran harus berjalan lancar. Perpindahan dari suatu bentuk stimulus kestimulus pembelajaran lainnya dalam rangka menerapkan stimulus pembelajaran yang bervariasi, semuanya harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga pesan pembelaran dapat diterima oleh siswa.
d.      Kewajaran/tidak dibuat-buat
      Variasi stimulus dalam pembelajaran tidak dibuat-buat sehingga tidak terkesan seperti dipaksakan. Oleh karena itu setiap jenis atau bentuk stimulus yang dikembangkan sebaiknya berjalan secara wajar, alamiah dan terkait langsung dengan konteks pembelajaran yang sedang dibahas.



e.       Pengelola yang matang
      Adakalanya jenis atau bentuk stimulus yang akan diterapkan dalam pembelajaran itu bersifat rumit dan kompleks, membutuhkan beberapa tenaga atau personil, penerapan variasi yang seperti itu tentu saja harus direncanakan dan dikelola secara lebih matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar an efektif mendukung proses pembelajar yang lebih bermakna.

D.  KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
      1.  Variasi dalam cara mengajar guru.
a.       Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara dalah perubahan suara dari keras  lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.
b.      Pemusatan perhatian siswa (focusing) : Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru.
c.       Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) : adanya kesenyapan, kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru memerangkan sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian siswa.
d.      Mengadakan kontrak pandang dan gerak (eye contact and movement) : Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka.
e.       Gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan digerakan badan adalah aspek yang penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f.       Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teaches movement) : pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas,  biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif.
. Variasi Dalam Penggunaan Media dan alat Pengajaran.
            Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba.
            Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.
                Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diograma, specimen, gambar, film, dan slide.
b.      Variasi alat atau abhan yang dapat didengar (auditif aids): suara guru termasuk kedalam media komunikasi yang utama didalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengan yang diariasikan dengan indera lainnya.
c.       Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): penggunaan alat yang termasuk kedalam jenis ini akan dapat menarik perhatian siswa dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan atau secara kelompok. Yang termasuk kedalam hal ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan atau dimanupulasikan.
d.      Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids) : Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk AVA ini, misalnya film, televise, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.

      3.   Variasi Pada Interaksi  dan kegiatan siswa
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya, dimulai dari kegiatan yang di dominasi oleh guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Penggunaan variasi, pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan serta untuk menghidupkan suasana kelas  demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan.  Pola interaksi dapat berbentuk : Klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan Uzriasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi.

E.  MODEL-MODEL BELAJAR
Dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan memahami gaya atau model-model belajar siswanya, supaya siswa termotivasi, bersemangat dan berminat dalam belajar. Adapun model-model belajar ada tiga macam, yaitu :
a. Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan “gambaran keseluruhan” (melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan pelajaran secara sekilas. Ciri-ciri pelajar visual :
1.      Teratur, memperhatikan segala sesuatu
2.       Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatkan  memorinya.
b. Auditorial
Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar..Ciri-ciri siswa auditorial adalah :
1) Perhatiannya mudah terpecah           
2) Berbicara dengan pola berirama
3) Belajar dengan cara mendengar
4) Berdialog secara internal dan eksternal
c. Kinestetik
Bagi pelajar kinestetik, belejar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung dengan aktifitasnya, jadi merekacenderung pada eksperimen (gerak).Ciri-ciri siswa kinestetik adalah :
1)  Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca
2) Mengingat sambil melihat langsung,dalam hal ini siswa dilibatkan dengan eksperimen























BAB III
KESIMPULAN
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasai dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberi kesan yang unik. Misalnya dua model baju yang sama tetapi berbeda hiasannya akan menimbulkan kesan unik bagi masing-masing model tersebut.
Media dan alat pengajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan kedalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba.
            Pergantian penggunaan jenis media yang satu kepada jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Alat yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan alat yang multimedia dan relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan lama.















DAFTAR PUSTAKA

KunandarI.G.A.K Wardani dan Siti Julaeha, 2003.  Pemantapan Kemampuan Mengajar,  Jakarta: Universitas Terbuka.
Soegito Edi, dan Yuliani Nurani, 2002. Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka.
Soetomo, 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional.
Udin.s, Wina Putra, M.A, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2004
http://beni64.wordpress.com/2008/12/30/keterampilan-mengadakan-variasi-gaya-Mengajar/(diakses 26 April 2010- Pukul 10.35 WIB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar