Kamis, 07 Juni 2012

JENIS-JENIS PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
 
Penelitian Ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran.
Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau pengetahuan ilmiah, Penelitian ilmiah yang selanjutnya disebut penelitian atau riset (research) memiliki ciri sistematis, logis, dan empiris. Sistematis artinya memiliki metode yang bersistem yakni memiliki tata cara dan tata urutan serta bentuk kegiatan yang jelas dan runtut. Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat diterima akal. Empiris artinya berdasarkan realitas atau kenyataan. Jadi penelitian adalah proses yang sistematis, logis, dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. Sumbangan penelitian kepada ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dari suatu penelitian akan dihasilkan fakta-fakta empiris, pengujian kebenaran konsep, beberapa proposisi dan beberapa teori.
Penelitian memiliki maksud untuk menjadi lantaran bagi jalan kita dalam membuat suatu rancangan dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akan mengerti ataupun memahami jikalau kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau hal itu. Penelitian memiliki bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan. Semoga ini dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bentuk penelitian eksperimen?
2.      Apa yang dimaksud dengan penelitian Ex Post Facto (EPF)
3.      Bagaimana bentuk penelitian tindakan?


BAB II
JENIS-JENIS PENELITIAN

Multidimensional persoalan yang dihadapi bangsa ini, baik dibidang pendidikan maupun sosial membutuhkan pengkajian dan penafsiran yang akurat untuk mendapatkan solusi yang kongkrit. Merujuk pada kondisi yang fenomenal ini maka dalam mengetahui factor penyebabnya mesti mengadakan penelitian, yang juga menetapkan jenis penelitian yang sesuai dengan persoalan itu. Secara umum penelitian dapat dibagi tiga macam, yaitu menurut penggunaannya, menurut metodenya dan menurut sifat dan permasalahnnya. Akan tetapi pada kesempatan ini kita batasi untuk membahas integral dari ketiga penelitian di atas, yaitu:
A.     Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya dua kelompok yang berperan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Penelitian eksperimen memiliki ciri khusus yaitu:
1.      Pemberian perlakuan kepada subyek penelitian
2.      Pengematan terhadap gejala yang muncul terhadap variabel respon sebagai akibat pemberian perlakuan
3.      Pengendalian variabel lain yang bersama variabel perlakuan ikut berpengaruh terhadap hasil yang maksimal perlu mengadakan perencanaan dalam penelitian eksperimen, yang meliputi:
a.       Masalah penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti harus mengetahui tentang masalah yang dihadapi lengkap dengan latar belakang serta factor dan lain-lain yang merupakan penyebab dari masalah tersebut secara runut dan tuntas.
b.      Variabel penelitian
Ada beberapa variabel yang berkedudukan sebagai variabel bebas yang berfungsi sebagai penyebab, yaitu variabel perlakuan, variablel moderator, variabel terkendali, dan variabel acak.

Sedangkan variabel respon berfungsi sebagai akibat:
1.      Variabel perlakuan
2.      Variabel moderator
3.      Variabel terkendali
4.      Variabel acak
c.       Penetapan sampel
Untuk memperoleh kecermatan yang tinggi, hemat biaya, waktu dan tenaga, serta membatasi akibat-akibat buruk yang mungkin ditimbulkan dalam sebuah penelitian maka sampel harus ditetapkan secara tetap dan benar. Dan salah satu tahap samping yang baik pada penelitian eksperimen adalah teknik acak atau random.
d.      Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan harus dilakukan dengan deskripsi perlakuan yang telah dirumuskan dengan baik berdasarkan teori yang diikutinya dan hendaknya telah diperhitungkan berapa kali dan berapa lama perlakuan seharusnya diberikan agar kelompokmengalami perubahan yang berarti.
                       
1.      Rancangan Eksperimen
      Rancangan eksperimen dilakukan berorientasi kepada masalah penelitian atau hipotesis penelitian.
Ada tiga kelompok besar dalam jenis penelitian eksperimen, yaitu:
a.       Pra Eksperimen
Desain eksperimen yang termasuk kelompok ini adalah:
·   The one shot case study
Digunakan satu kelompok yang diberi perlakuan setelah dianggap cukup diadakan tes. Jika hasil tes itu baik, perlakuan yang diberikan berhasil.
         X               
                             T                                              T    =    Tes atau Pengukuran
                                            X    =    Variabel PerlawanaN
·   The one group pra test post test design
Untuk mendapatkan kesimpulan tentang keberhasilan perlakuan ini dilakukan dengan membandingkan hasil awal (pretest = T1) dengan hasil test akhir (posttest = T 2), jika akhir lebih baik (T2 > T1) berarti berhasil

                     X
T1                                 T2
 
             
            Namun demikian kedua rancangan diatas masih memiliki kelemahan-kelemahan yang cukup mengganggu eksperimen bersangkutan dengan:
*      Historis, gangguan yang datang dari luar atau dari dalam selama berlangsungnya eksperimen.
*      Kematangan, perubahan berupa peningkatan kemampuan subyek penelitian
*      Testing, perlakuan test awalmenimbulkan persepsi baru yang sangat berguna untuk menghadapi tes akhir.
*      Instrumentasi, penggunaan tes instrument dapat menyebabkan ketidakvalidan eksperimen karena reliabilitas dan validitas alat ukur yang digunakan turut berpengaruh.
*      Regresi, perlakuan hasil pengukuran suatu kelompok yang menggunakan rataan.
*      Seleksi, jika pengambilan keputusan sample tepat dan benar, maka seleksi sebagai factor yang ikut menyebabkan terjadinya ketidakvalidan eksperimen tidak ada lagi.
*      Mortalitas, jika eksperimen memakan waktu lama maka kemungkinana penyusustan anggota kelompok sampai cukup besar.


b.      Ekperimen Semu
Rarancangan dengan menggunakan kelompok pembanding dengan tujuan agar penetapan hasil perlakuan yang diberikan kepada kelompok sampai dapat lebih tegas, hasil diketahui dengan membandingkan hasil tes kelompok (T1 a) dengan hasil tes kelompok pembanding (T1 b).
c.       Eksperimen sungguhan (True experiment design)
*      The pretest – posttest control group design
*      The Solomon pour group design
*      The posttest only control group design

B.     Penelitian Ex Post Facto (EPF)
Ex Post Facto (EPF) berarti “fakta yang telah terjadi”. Sehingga penelitian
      Ex Post Facto (EPF) termasuk jenis penelitian survey yang mengungkap variabel yang faktanya sudah berlangsung. Fakta tentang variabel, variabelnya telah muncul dan terjadi sedemikian adanya sebelum penelitian dilaksanakan. Variabel seperti ini disebut variabel Ex Post Facto (EPF). Dengan demikian penelitian hanya dapat mengamati kembali terhadap fakta yang memang telah demikian adanya.
      Beberapa keterbatasan penelitian Ex post Facto (EPF)
1.      Dalam penelitian Ex Post Facto (EPF) tidak dapat dilakukan pengendalian atau intervensi terhadap variabel bebas.
2.      Sejalan dengan keterbatasan diatas Ex Post Facto (EPF) tidak dapat dilakukan manipulasi variabel bebas
3.      Ekomendasi dalam penetapan subyek penelitian tidak di;lakukan dengan mengikuti pengkategorian pada variabel bebas.

Penelitian Ex Post Facto (EPF) dikategorikan sebagai penelitian yang berfungsi menerangkan atau eksplansi sekalipun dalam prosesnya peneliti dapat mengangkat hipotesis dan melakukan pengujian hipotesis tersebut.
      Rancangan penelitian Ex Post Facto (EPF)
a.       Penelitian yang berangkat dari kenyataan atau fenomena yang menunjukkan adanya perbedaan subyek tertentu, kemudian melakukan pengujian hipotesis yang berhubungan dengan akibat adanya perbedaan tersebut.
b.      Penelitian yang berangkat dari hasil pengamatan fenomena yang terjadi adanya perbedaan subyek, kemudian diteliti untuk menetapkan penyebab yang paling mungkin atas terjadinya fenomena tersebut. Sehingga fenomena diangkat sebagai akibat (variabel tergantung) dan penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk menetapkan penyebabnya (variabel bebas). Apabila variabel bebas lebih dari dua kelompok analisis didalamnya dilakukan dengan menggunakan teknik analisis variabelnya akan tetapi pengontrolan terhadap adanya campur tangan  variabel lain maka analisisnya menggunakan teknik analisis konvensasi.
Langkah penelitian Ex Post Facto (EPF)
1.      Merumuskan masalah penelitian
2.      Menyeleksi kelompok penyebab
3.      Menyeleksi kelompok akibat
4.      Pengumpulan data
5.      Analisis data

C.      Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan dilaksanakan dalam situasi nyata (real) dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kelembagaan kelompok atau program tertentu dalam rangka mengembangkan keterampilan baru bersifat praktis. Kaitan dengan pendidikan, Mills (2006;6) mengatakan bahwa action research adalah setiap inkuiri yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, pembimbing atau pihak-pihak lain yang terlibat dalam situasi pembelajaran untuk mengumpulkan informasi tentang cara-cara khusus yang mereka lakukan dengan tujuan meningkatkan pemahaman mengembangkan praktek reflektif yang berdampak positif bagi lingkungan pendidikan. Dan telah dikhususkan pada tindakan kelas (classroom action research).
Langkah-langkah penelitian tindakan:
1.      Identifikasi masalah dan focus penelitian
2.      Pengumpulan data
3.      Analisis dan interpetasi data
4.      Kegiatan/pengembangan rencana kegiatan (action)

Kekhususan penelitian tindakan
1.      Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis
2.      Penelitian didasarkan pada pengamatan actual dan data tingkah laku
3.      Dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap penting untuk pemabaharuan inovasi.







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Secara umum penelitian dapat dibagi tiga macam, yaitu menurut penggunaannya, menurut metodenya dan menurut sifat dan permasalahnnya.  integral dari ketiga penelitian di atas, yaitu:
Penelitian eksperimen, dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya dua kelompok yang berperan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding. Penelitian eksperimen memiliki ciri khusus yaitu:
1.      Pemberian perlakuan kepada subyek penelitian
2.      Pengematan terhadap gejala yang muncul terhadap variabel respon sebagai akibat pemberian perlakuan
3.      Pengendalian variabel lain yang bersama variabel perlakuan ikut berpengaruh terhadap hasil yang maksimal perlu mengadakan perencanaan dalam penelitian eksperimen,
Penelitian Ex Post Facto (EPF) dikategorikan sebagai penelitian yang berfungsi menerangkan atau eksplansi sekalipun dalam prosesnya peneliti dapat mengangkat hipotesis dan melakukan pengujian hipotesis .
Ex Post Facto (EPF) berarti “fakta yang telah terjadi”. Fakta tentang variabel, variabelnya telah muncul dan terjadi sedemikian adanya sebelum penelitian dilaksanakan. Variabel seperti ini disebut variabel Ex Post Facto (EPF). Dengan demikian penelitian hanya dapat mengamati kembali terhadap fakta yang memang telah demikian adanya.
Penelitian tindakan dilaksanakan dalam situasi nyata (real) dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi kelembagaan kelompok atau program tertentu dalam rangka mengembangkan keterampilan baru bersifat praktis.


Daftar Pustaka
Arikunto, Dr. Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
 Sitorus, J.1990. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Subiyono. 1994. Metode Penelitian Administra., Bandung: Afabeta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar